Peluang.co.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan nilai tambah rumput laut agar bisa menjadi produk turu...
Peluang.co.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan nilai tambah rumput laut agar bisa menjadi produk turunan yang memiliki pangsa pasar besar, baik itu untuk kebutuhan di domestik maupun ekspor.
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika melakukan kunjungan kerja di PT Hydrocolloid Indonesia, Bogor, Jawa Barat. Perusahaan pengolahan rumput laut yang hasil produksinya sebesar 80% untuk mengisi pasar ekspor.
“Artinya, kita punya daya saing dan pasar ekspor olahan rumput laut ini masih menjanjikan. Apalagi, Indonesia punya potensi besar dengan ketersediaan bahan baku rumput lautnya,” kata Putu, Kamis (4/11/2021).
Pada tahun 2020, produksi rumput laut kering sekitar 376 ribu ton, dengan penghasil utamanya berasal dari Provinsi Maluku, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
“Sementara itu, nilai ekspor dari industri pengolahan rumput laut di Indonesia sepanjang tahun 2020 mencapai USD 96,19 juta dengan volume produksi sebesar 26.611 ton,” sebut Putu.
Saat ini, Kemenperin fokus mendorong utilisasi industri ini dapat terus meningkat. Produk olahan rumput laut di Indonesia sendiri dibagi menjadi dua jenis, yakni agar-agar dan karaginan. Secara global, saat ini Indonesia menempati posisi ke-7 untuk negara eksportir agar-agar dan peringkat ke-6 sebagai negara eksportir karaginan.
“Pada tahun 2019, nilai ekspor olahan rumput laut hanya 49,75% dari nilai ekspor rumput laut kering, dengan produk olahan utama yang diekspor itu adalah karaginan. Pada tahun 2020, persentase tersebut meningkat menjadi 53,79%,” pungkasnya.
( Sumber : Kemenperin / Gambar : Asiatoday.id / Penulis : Fitri )
Tags : olahan rumput laut basah, olahan rumput laut nori, olahan rumput laut putih, inovasi olahan rumput laut
No comments