Peluang.co.id - Bitcoin jatuh pada hari Senin ke level terendah dua minggu karena tindakan keras China yang meluas terhadap penambangan b...
Peluang.co.id - Bitcoin jatuh pada hari Senin ke level terendah dua minggu karena tindakan keras China yang meluas terhadap penambangan bitcoin, karena investor semakin tidak yakin tentang masa depan cryptocurrency terkemuka.
Mengutip dari Reuters pada Selasa (22/6), Bitcoin turun serendah USD 31.333, menyeret cryptocurrency lainnya. Angka ini turun 10,7 persen, persentase kerugian harian terbesar dalam sebulan.
Cryptocurrency terbesar di dunia telah kehilangan lebih dari 20 persen dalam enam hari terakhir saja dan berada di setengah puncak April hampir USD 65.000. Tahun ini, tetap naik sekitar 11 persen.
Beberapa investor bitcoin khawatir kerugian lebih lanjut dapat terjadi akibat formasi grafik yang dikenal sebagai death cross yang terjadi ketika garis tren rata-rata jangka pendek melintasi di bawah garis tren rata-rata jangka panjang.
China telah memperketat tindakan kerasnya terhadap cryptocurrency. Pada hari Jumat, pihak berwenang di provinsi barat daya Sichuan memerintahkan proyek penambangan bitcoin untuk ditutup.
Bulan lalu Dewan Negara, kabinet China, berjanji untuk menekan pertambangan dan perdagangan sebagai bagian dari kampanye untuk mengendalikan risiko keuangan.
Pada hari Senin, bank sentral China mengatakan baru-baru ini memanggil beberapa bank dan perusahaan pembayaran, termasuk China Construction Bank dan Alipay, mendesak mereka untuk menindak lebih keras pada perdagangan cryptocurrency.
"Orang-orang masih bereaksi keras terhadap tindakan dari China yang menciptakan ketidakpastian sehingga ini kemungkinan akan berdampak negatif pada harga bitcoin," kata Ruud Feltkamp, chief executive officer di bot perdagangan crypto Cryptohopper.
"China meluncurkan mata uang kriptonya sendiri dan memiliki setiap insentif untuk memiliki kompetisi sesedikit mungkin. Saya pikir kita akan melihat penambang meninggalkan China dan pindah ke tempat yang ada energi cadangan atau murah." imbuhnya. ( Foto : Reuters / Penulis : Fitri )
No comments